Thursday, October 22, 2009

Surat Fatimah : Siapa Sedia Membelamu???

KISAH ini mungkin sudah lama dan ditelan masa, tapi disebabkan oleh rasa kasihan dan juga marah dengan sikap kafir laknatullah ini, aku tak dapat tahan daripada menyebarkan maklumat yang aku perolehi untuk tatapan kita semua dari kisah seorang hamba Allah di bumi anbiya’ Iraq yang disiksa, dirogol dengan kejam tanpa belas kasihan di penjara Abu Gharib.
Fatimah adalah seorang saudara perempuan seorang mujahid yang terkenal di daerah Abu Gharib, yang berasal dari sebuah keluarga yang terkenal kebaikan dan ketaqwaannya.


Suatu hari pasukan AS menyerbu rumahnya, dengan tujuan menangkap saudaranya. Namun karena mereka tidak dapat menemukannya, pasukan AS menangkap Fatimah dengan tujuan memaksa saudaranya menyerahkan diri.

Surat tulisan tangan Fatimah, baru-baru ini berhasil diseludupkan keluar dari penjara Abu Gharib. Surat ini menggambarkan penderitaan para tawanan wanita akibat perbuatan tentara AS. Segera surat ini tersebar dan menghebohkan kota Baghdad, mengirimkan gelombang yang akan terus berlanjut ke seluruh Iraq. Mafkarat al-Islam berhasil mendapatkan salinan surat tersebut.

Bismillahirrahmanirrahiim.

(Say He is God the One; God the Source [of everything]; Not has He fathered, nor has He been fathered; nor is anything comparable to Him.[ Quran, Surat 112 *al-Ikhlas*]) Saya menulis surat Al-Ikhlas ini karena mempunyai arti yang mendalam bagi saya, dan menimbulkan getaran di hati orang-orang yang beriman.

Saudaraku mujahidin di jalan Allah. Apa yang dapat kukatakan padamu? Saya katakan, rahim-rahim kami telah terisi dengan janin akibat perkosaan yang dilakukan keturunan kera dan babi itu.

Mereka telah menodai tubuh kami, meludahi muka kami, dan merobek-robek Al-Quran untuk digantungkan ke leher-leher kami . Allahu Akbar. Tidakkah kau mengerti tentang kejadian yang menimpa kami? Betulkah kau tidak tahu ini terjadi pada kami?. Kami saudaramu, dan Allah akan meminta tanggungjawabmu tentang kejadian ini kelak. Demi Allah, tidak semalam pun kami lewatkan di penjara ini kecuali mereka mendatangi salah satu dari kami untuk melampiaskan nafsu setannya.

Padahal kami selalu menjaga kehormatan kami karena takut kepada Allah. Takutlah pada Allah! Bunuhlah kami bersama mereka! Hancurkan mereka bersama kami! Jangan biarkan kami di sini agar mereka bisa bersenang-senang memperkosa kami, sesungguhnya ini adalah sebuah perbuatan dosa besar di sisi Allah. Takutlah pada Allah akan urusan kami.

Biarkan (jangan serang) tank dan pesawat mereka. Datanglah pada kami di penjara Abu Gharib. Saya saudaramu kerana Allah. Mereka memperkosa saya lebih dari sembilan kali dalam satu hari. Bolehkah kau bayangkan?

Bayangkan salah satu saudaramu diperkosa. Bersama saya ada 13 gadis, semuanya belum menikah. Semuanya telah diperkosa didepan mata kami semua. Mereka melarang kami untuk sholat. Mereka mengambil pakaian kami, dan membiarkan kami telanjang.

Saat surat ini saya tulis, seorang diantara kami telah bunuh diri setelah diperkosa beramai-ramai. Seorang tentera memukulnya di dada dan paha setelah memperkosanya, lalu menyiksanya. Gadis itu kemudian bunuh diri dengan memukulkan kepalanya ke tembok penjara, kerana dia sudah tidak sanggup menerima ini.

Meskipun bunuh diri dilarang oleh Islam, saya memaklumi perbuatannya. Saya hanya berharap, semoga Allah mengampuninya, sesungguhnya Dia Maha mengampun. Saudaraku, saya katakan padamu lagi, takutlah pada Allah. Hancurkan kami bersama para tentera itu, agarkami bisa beristirahat dalam damai. Tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami. Waa Mutasimah!.

Surat ini telah berakhir, namun penderitaan penulisnya dan para muslimah belum berakhir. Sebarkan agar semuanya bisa mengetahui keadaan ini. Wassalam.

Sumber :http://www.tkodaily.net/v2

Anak Legeh Di Perantauan Sudah Kembali | Template by - Abdul Munir - 2008